SMAN 1 PESISIR TENGAH RAIH JUARA I LIGA TARI ANTAR SMA/SMK SE-PROVINSI LAMPUNG

SMA Negeri 1 Pesisir Tengah kembali meriah gelar juara I Liga Tari Antar SMA/SMK Se-Provinsi Lampung, setelah sebelumnya juga menorehkan prestasi sebagai juara ke-3 Tari Kreasi  dalam rangka Semarak Bahasa dan Seni yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Seni Universitas Lampung.

Dua Raihan prestasi ini sungguh luar biasa. Dalam satu minggu dengan dua even Sanggar Seni Sai Betik SMA Negeri 1 Pesisir Tengah bisa menorehkan namanya di tingkat Provinsi Lampung.

Kegiatan Liga Tari Tingkat SMA/SMK se-Provinsi Lampung  digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  Provinsi Lampung melalui UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung. Kegiatan Liga Tari   diselenggarakan pada 8 – 9 November 2022.

Kepala SMA Negeri 1 Pesisir Tengah, Putrawan Jaya Ningrat, S.Pd., M.Si, sangat bangga atas Raihan prestasi ini. Sebagai wakil dari Kabupaten Pesisir Barat, Sanggar seni Sai Betik, mampu menorehkan gelar sebagai juara I tingkat Provinsi pada Liga Tari pelajar  di UPTD Taman Budaya Lampungdan sebagai juara III pada Lomba Tari Kreasi pada Semarak Bahasa dan Seni di Unila.

Pada Liga Tingkat SMA/SMK Se-Provinsi Lampung, Sanggar Seni sai betik SMA Negeri 1 Pesisir Tengah menampilkan : Tari Khepong. Tarian ini menggambarkan  tentang kekayaan hasil bumi masyarakat Pesisir Barat dengan Damar mata kucingnya.  Khepong merupakan hutan kemasyarakatan marga Krui yang sebagian besar ditanami damar dan berbagai tananam hasil bumi yang dapat memenuhi kebutuhan bagi masyarakat Krui dan sekitarnya.

Dalam tarian dikisahkan  bahwa ada khepong yang merupakan tempat tinggal Suku Tumi, yakni Suku yang pertama kali mendiami Krui, Pohon damar dianggap sebagai sarana berkomunilkasi bagi masyarakat setempat.

Terinspirasi dari kisah tersebut, Rian Kurniawan S,Sn selaku penata tari, dibantu oleh Hendri Prayoga , serta penata music Wisnu Nugroho dan Penata busana busana Gustiana dan lembu Suro  mampu mempertunjukkan dalam bentuk tarian yang spektakuler dibawakan oleh tujuh orang penari cantik. Melalui taria ini diharapkan sebagai generasi muda harus mampu menjaga keseimbangan lingkungan dan kearifan lokal. Sehingga bisa menjadi pelipur lara bagi hati yang gulana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *